Media Tata Ruang – Puluhan nelayan gabungan dari berbagai daerah kecamatan di Kota Batam mendatangi Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Batam. Mereka meminta penjelasan masalah kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) yang direkomendasikan DKP tidak memenuhi kebutuhan. Justru, masyarakat umum lainnya yang menikmati BBM tersebut.
Begitu juga, ribuan nelayan di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan kesulitan melaut karena tidak lagi mendapat pasokan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dalam sebulan terakhir. Nelayan Kotanaru biasanya dapat jatah 200 liter solar setiap dua minggu sekali dari stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN) yang dikelola PT AKR Corporindo di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Saijaan. Sekarang, tak lagi menyalurkan BBM bersubsidi kepada nelayan di daerah setempat. Terhitung mulai 18 Mei 2019. Dampak sosial ekonomi nelayan sangat besar sekali, kemiskinan semakin meninggi.
Nelayan di Kabupaten Aceh Utara kelangkaan Stok Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar sejak sepekan terakhir. Pasalnya, suplai solar dari Pertamina berkurang. Nelayan butuh 50 liter, namun yang bisa diberikan hanya 30 liter, ini berdampak pada jumlah hari nelayan melaut. Sementara, SPBDN disuplai sebanyak 90 kiloliter per bulan dari Pertamina. Sebelumnya sebanyak 120 kiloliter kebutuhan nelayan tidak mencukupi.
Discussion about this post