Sebagian sumber daya manusia yang menjadi bagian untuk menghasilkan putaran uang ribuan triliun rupiah itu, adalah para alumni yang ditempa dan mengenyam pendidikan di kampus Ganesha.
Kampus itu merupakan pabrik yang menghasil komponen penting dari berbagai bisnis yang terpusat di Jakarta. Sebagian mereka berpenghasilan di atas rata-rata dan membayar pajak.
Dengan sistem seperti sekarang ini, mustahil Bandung mampu menawarkan sesuatu yang menarik bagi pengembangan inovasi yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Sebab, Jakarta menawarkan berbagai kelebihan dan keistimewaan yang tak mampu disediakan Bandung. Termasuk bagi alumni ITB.
Jika diumpamakan sebagai pabrik, kampus Ganesha memang menghasilkan produk-produk yang bernilai tambah tinggi tapi tak bisa dinikmati oleh mereka maupun kotanya. Sebagian lulusannya banyak yang bernilai istimewa di padang maupun kolam orang lain. Tapi bukan di ITB dan sekitarnya.
baca juga https://mediatataruang.com/2020/07/02/menggugat-eksistensi-planologi-4-why-and-how/
Hal ini mungkin bisa menjelaskan berbagai persoalan yang menjadi ‘branding’ ITB dan alumninya.
Discussion about this post