semakin sempit disesaki bangunan beton normalisasi sungai Kementerian PU.” Lebih lanjut, Dandy Laksono melihat “Dalam melihat sebuah masalah, pemerintah selalu cenderung mengambil “solusi” yang memiliki dimensi proyek, terutama infrastruktur. Bukan solusi-solusi sosial dan lingkungan seperti dalam kasus betonisasi Ciliwung ini. Padahal-padahal membiarkan sungai dalam bentuk alaminya, juga bagian dari solusi pengendalian banjir, bahkan dalam jangka panjang.
Sementara pendekatan proyek, akan terus menerus menciptakan ketergantungan dan mendatangkan proyek berikutnya. Misalnya, dengan betonisasi atau tanggul, maka akan ada proyek perbaikan, pemeliharaan, dan pengadaan seperti mesin pompa. Dan mesin pompa akan membutuhkan pemeliharaan, perbaikan, atau pengadaan baru.
Begitulah pendekatan yang selalu dipakai Pemerintah di banyak kasus. Seolah bukan dianggap solusi, jika tidak menghabiskan uang pajak rakyat”. Bersamaan dengan itu Tubagus Soleh, Direktur WALHI DKI Jakarta mengungkapkan “sikap Wagub menunjukkan ketidaktahuan persoalan Ciliwung secara utuh, sangat disayangkan seorang wakil gubernur hanya melihat persoalan Ciliwung hanya dari sudut masalah banjir.
Discussion about this post