Mediatataruang.com – Sardin B. nama lengkapnya. B adalah kependekan nama sang ayah. Boleh dikata Sardin merupakan salah satu pelopor pelestari dan penjaga setia mangrove di Desa Ambeua Raya, Pulau Kaledupa, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Lelaki berusia 50 tahun, yang berpenampilan sederhana ini, merupakan ketua kelompok Raea Jaya. Saat aku datang jelang sore, 8 November 2020, di areal penanaman mangrove untuk Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) seluas tujuh ha dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sardin sedang berada di kawasan berlumpur lokasi tanam mangrove. ” Saya baru mengecek lapangan, melihat apakah ada bibit yang harus disulam atau diganti'” jelasnya.
Raea Jaya sendiri merupakan salah satu kelompok masyarakat binaan Balai Taman Nasional Wakatobi. Sardin menjelaskan bahwa pemilihan nama kelompok ‘Raea Jaya’ ada sebabnya. “Dulu di desa ini banyak ditemui pohon raea, pohon lokal mangrove yang bentuknya mirip ketapang laut. Sekarang sudah susah menemukan pohon ini,” kenang Sardin. Nama ‘Raea Jaya’ ternyata menyiratkan harapan kelompok agar raea dan jenis mangrove lokal lainnya bisa tumbuh lagi di Kaledupa.
Sebelum membentuk kelompok, Sardin memang terkenal punya kepedulian tinggi terhadap lingkungan. Waktu kecil, terkadang ia ikut ayahnya ke hutan mangrove di pesisir. Sang ayah sesekali menanam mangrove, dan Sardin menjadi pembelajar yang baik. Ia belajar dari sang ayah tentang alam.
Discussion about this post