Mediatataruang.com – Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) mendesak PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) agar menyelesaikan persoalan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) serta tanah terkontaminasi minyak (TTM) sebelum alih kelola Blok Rokan ke PT Pertamina (Persero) pada 9 Agustus mendatang.
Presiden FSPPB Arie Gumilar juga menuntut CPI bertanggung jawab atas timbulnya persoalan pencemaran lingkungan di sekitar areal Blok Rokan, sebelum hengkang dari Indonesia. Karena jika persoalan itu belum tuntas, dikhawatirkan ke depan bakal menjadi beban Pertamina.
“Chevron harus melakukan recovery atau pemulihan agar masyarakat yang tinggal di area produksi blok Rokan terjamin keamanan dan keselamatan. Apabila persoalan ini tak dirampungkan maka kedepan akan menjadi beban bagi Pertamina,” ujar Arie dalam diskusi panel bertajuk ‘Tuntaskan Masalah Blok Rokan, Sebelum Diserahkan Ke Pertamina” Sabtu, (12/6/2021).
Arie mengungkapkan, selama beroperasi di Blok Rokan, CPI menyisakan persoalan lingkungan yang membutuhkan biaya pemulihan paling tidak sebesar USD1,7 miliar. Angka ini setara Rp 24 triliun dengan asumsi nilai tukar Rupiah Rp 14.200 per USD. Jika tidak diselesaikan sebelum alih kelola maka ini menjadi beban Pertamina dan negara.
Discussion about this post