Mediatataruang.com – Bahasa kampanye pasti berbeda dengan bahasa sehari-hari. Dalam kampanye biasa nya akan diumbar segudang janji muluk yang terkadang sulit untuk diukur lewat akal sehat. Kampanye yang dilakukan cenderung mengedepankan hal-hal yang pragmatis. Semua serba gampang. Dunia seperti milik nya sendiri. Enak di dengar, namun tidak enak untuk dibuktikan. Enak di gue, ngak enak di elu.
Tidak pernah dijelaskan bahwa yang diutarakan nya itu ibarat angin surga. Gampang dibicarakan, tapi sulit untuk diwujudkan. Apa yang dijelaskan seperti mengecat langit. Sampai dunia kiamat pun tidak akan pernah tuntas. Tidak menapak bumi. Suasana inilah yang sering kita temui bila kita berkesempatan menyaksikan kampanye Pemilihan Kepala Daerah atau pun Pemilihan Anggota Legislatif.
Kampanye memang bertujuan untuk merebut simpati sekaligus dukungan masyarakat. Akibat nya wajar jika bahasa yang digunakan nya pun penuh dengan hal-hal yang vulgar, bombastis dan terkadang penuh sensasi. Kampanye adalah proses untuk meyakinkan orang terhadap visi atau misi yang disampaikan para kandidat. Itu sebab nya, dalam kampanye tidak akan mengetahui apa yang menjadi kelemahan nya, tapi kita akan mendengar hal-hal yang baik-baik nya saja.
Discussion about this post