Mediatataruang.com – Saat pertama kali mendaftar di jurusan planologi yang sekarang perencanaan wilayah dan kota masih membayangkan jurusan ini tak ubahnya jurusan sipil dan lingkungan juga arsitek, karena dulu diajari mekanika teknik, statistik, ilmu lingkungan dan gambar- gambar. Malah ada teman yang memplesetkannya sebagai ilmu perbintangan akroponologi.
Sampai semester lima belum kebayang arah minat bidangnya kemana, lebih banyak ikut sini ikut sana tak tentu arah, yang penting absen dan bisa ikut ujian beres. Tak ada tujuan yang pasti dan arah yang jelas saya harus kemana, yang penting IP gak jeblok itu aja.
Masuk semester 7 mulai banyak tugas-tugas dan studio, baik yang dilakukan secara berkelompok ataupun sendiri. Masih belum juga kebayang nantinya mau apa saat terjun kerja. Kebayangnya melakukan kerja yang teragenda dengan segala sesuatu yang terencana dan bertarget, itu saja pengalamannya.
Karena mulai berinteraksi dengan masyarakat ukuran targetnya sdh lebih keluar nih, bahwa apa yang direncanakan itu punya target untuk masyarakat, selebihnya belum sama sekali kebayang jika menjadi planner profesional.
Lebih banyak waktu luang yng dipergunakan untuk terpapar kegiatan pencinta alam yang membuat lbh banyak di semester 7 keatas malah senang berinteraksi di pendakian gunung dan panjat bukit dengan tali atau bebas atau clambing. Mulai terpapar merokok sampai rokoknya dibuat dengan melinting sendiri dengan racikan Tak pernah kapok meskipun pernah terjatuh dr punggung bukit, bersyukur karena karabiner dan talinya bagus tak sampai terhempas ke tanah.
Hati mulai berontak, apa gak salah jurusan nih saya, karena yang didapat belum juga masuk di pasion terdalam meskipun sudah ada gambaran bahwa di planologi dalam menerapkan kerja dengan pola pikir dan tahapan yang direncanakan terlebih dahulu targetnya.
Dalam perjalanannya lebih banyak waktu untuk melakukan hal diluar tugas ngampus, mungkin yang berada bisa dengan mengunjungi obyek2 wisata atau kegiatan hura-hura lainnya, saya justru bersama sahabat jualan telor asin yang butuh perjuangan agar tak ketahuan ibu kos karena kamar jadi tempat gudang pembuatan telor asin, selain itu saya selingi dengan menjadi loper koran dan majalah.
Lumayanlah satu tempat kos bisa gratis baca koran dan majalah sebelum diantar ke pelanggan dengan syarat bacanya harus hati2 dan harus rapi lagi juga yang baca punya kewajiban antar ke pelanggan, jadi saya tak keluar biaya untuk cari orang untuk antar banyak koran ke pelanggan, cukup dibantu teman2 kos. itupun masih lumayan bisa untuk bayar kuliah dan makan selama sebulan meskipun bayar dibelakang dengan nulis di buku bon.
Kesibukan lainnya saya buat kegiatan pendakian gunung, yang pada sebuah pendakian gunung semeru yang tak direncanakan bersama dengan hanya seorang sahabat, tak seperti biasanya tak membawa peralatan lengkap pendakian, sampai di Savana ditengah canda gurau dikejutkan oleh suara asing seperti suara hewan antara meraung dan meringkik disemak dan sesekali suara satu dua anjing menggonggong, sebuah kejadian yang menghentak dan membuat kami berdua membisu dan reflek saya minta teman untuk ambil batang dahan yng ada disampingnya untuk dijadikan tameng selain pisau komando yang sengaja siap setiap pendakian.
Merayap berdua agar mendekat ke balik semak pohon edelwaise dan terpangpanglah satu ekor rusa yang digigit oleh 2 anjing bergantian dan lebih terkejut lagi ternyata ada seorang yang pegang senjata angin lari mengetahui kita berdua muncul dari semak, larinya org tersebut diikuti oleh satu anjing, sedang satu anjing lainnya masih mencengkeram dan menarik kaki rusa yang sekarat.
Dengan sedikit upaya kita berdua mengusir anjing tersebut dan berhasil sampai anjingnya lari. Diawal kebingungan berdua melihat rusa sekarat, tanpa mikir lagi memutuskan menyembelih rusa itu, teringat cara saat qurban, dan kita ambil daging yng tak digigit oleh anjing kepikiran bisa buat bekal.
Selesai dengan memotong dan mengambil daging rusa dan membungkus dlm plastik2 dibawa ke peristirahatan di Kalimati, sempat semua daging direbus agar tidak bau dan dimasukkan lagi ke plastik2 dan masuk rangsel , persediaan daging yang banyak dan persediaan mie instan mengubah rencana lbh lama di gunung Semeru, sampai diperpanjang perjalanannya tak mengikuti alur biasa sampai tembus ke gumung Bromo.
Ada pembelajaran yang diambil dalam semua peristiwa yang saya lalui selama kuliah tersebut, saat malam merenungkan semua kejadian, sampai besoknya setelah berjuang berjalan dan mendaki ke puncak, disanalah justru dapat dengan jernih melihat dan mencerna semua upaya selama kuliah sampai dengan kejadian kecil selama kuliah bahwa segala sesuatu itu jika akan diupayakan dan punya target harus direncanakan dengan tahapan yang benar.
Mungkin dalam tahapannya tak langsung tergapai tujuan akan tetapi target masing-masing tercapai setiap tahapannya dengan baik dan sesuai. Dalam keilmuan perencanaan tahapan2 inilah baru nyadar bahwa semua proses ada tujuan yang akan dicapai yng juga akan mengantarkan tujuan yang sebenarnya. Sudah sedikit pencerahan terbuka meskipun masih rancu dengan tujuan hidup kedepannya.
Mulailah pada semester 8 mencari lebih banyak pengalaman dengan ikut pada kegiatan project perencanaan yang membawa saya bekerja dilain kota tempat kuliah, selama 2 semester kuliah terbengkalai sampai akhirnya sempat berpikir untuk berhenti kuliah dan bekerja saja, karena saat itu sdh punya gaji sendiri tanpa repot jadi loper koran dan jualan telor asin.
Pergolakan batin saat ditanya oleh orangtua tentang status studi dan kerja saya, bapak memastikan untuk saya tidak bekerja dan kembali menyelesaikan kuliah saja. Saya mengiyakan tapi bimbang, sampai pemikiran saat itu sudah sangat terlambat dan jika ditunda akan berakibat dikeluarkan dari jurusan. Saat itu terdesak karena berani dengan ide gila, menghadap orang tua untuk melamar seorang gadis yang belum saya kenal dengan baik dan baru ketemu 3x itupun hanya nyapa saja tampa ngobrol, hanya berbekal kenal baik dengan ibu kos yang juga kakaknya.
Berkecamuk pikiran karena takut tak disetujui, karena ternyata orangtua bapak dan ibu tau kalau kuliah saya berhenti sementara (istilahnya terminal kalau dulu), benar juga apa yang saya khawatirkan, orang tua menyetujui dengan syarat kuliah saya bisa terselesaikan dengan target th itu juga, saat itu tinggal 4bulan tahunnya habis, mulailah saya berupaya datang ke kampus dan mengurus penyelesaian kuliah, setelah ditotal sks masih harus menyelesaikan 3sks lagi karena saat itu ada perubahan kurikulum yang mengakibatkan saya harus tambah SKS lagi.
Tak masalah saya jalani saja ikut kuliah meskipun hanya satu mata kuliah dan penyusunan tugas akhir, rasa syukur semua terlaksana karena dorongan untuk cepat nikah dan kembali konsen bekerja. Penyusunan tugas akhirpun selesai dalam waktu yang cepat dalam satu bulan tuntas dengan konsultasi pembimbing dan persetujuannya, masih beruntung dapat ikut ujian akhir bulan berikutnya.(*Juniar Ilham)
Discussion about this post