Mediatataruang.com – Dalam sidang tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat pidato kenegaraan 16 Agustus lalu, Jokowi sama sekali tak menyinggung isu perubahan iklim, meskipun permasalahan Pemanasan global semakin dibicarakan dan kancah dalam dan luar negerei.
Ia hanya menekankan persoalan lingkungan dalam lingkup bisnis yang berkelanjutan, dan upaya masyarakat menjaga kebersihan lingkungan di tengah pandemi Covid-19.
Jokowi hanya menyebut frasa perubahan iklim dalam pidato pengantar Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 yang disampaikan pada rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat di hari yang sama. Dalam pidato tersebut, Jokowi mengatakan perubahan iklim salah satu ancaman global yang harus dihadapi Indonesia. Namun, ia tak memasukkan ancaman itu dalam fokus kebijakan APBN 2022. Jokowi justru lebih rajin menyinggung urusan ekonomi.
Saya menelusuri naskah pidato kenegaraan selama 2015-2021, dan menemukan Presiden menyinggung kata ‘ekonomi’ sebanyak 66 kali, kata kunci ‘industri’ dan ‘infrastruktur’ masing-masing sebanyak 25 dan 21 kali.
Sementara, kata kunci ‘lingkungan’ hanya disebutkan tiga kali. Kata kunci lainnya seperti ‘emisi’ dan ‘polusi’, tak pernah disinggung presiden.
Padahal, Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang emisi karbon terbesar. Negara kita juga terikat dalam kesepakatan Paris yang mensyaratkan partisipasi seluruh negara dalam menekan laju pemanasan global.(*theconversation)
Discussion about this post