Mediatataruang.com – Hampir dalam setiap kesempatan, Menteri Pertanian Sjahrul Yasir Limpo (SYL) selalu menegaskan tentang keperkasaan sektor pertanian di negeri ini. Dengan mengacu kepada fenomena Pandemi Covid 19, sektor pertanian ternyata masih mampu untuk bertumbuh positip, padahal sektor-sektor lain yang diprioritaskan, malah bertumbuh negatif. Inilah, salah satu alasan pokok nya, mengapa Menteri Pertanian berani berujar, sektor pertanian, tidak pernah ingkar janji.
Pertanyaan penting untuk disampaikan adalah apakah dengan keperkasaan sektor pertanian, maka para petani nya akan ikut-ikutan perkasa juga ? Jawab nya tegas : tidak ! Pertanian boleh divonis perkasa, tapi petani lebih tepat dikatakan menderita. Inilah wujud ironi pembangunan pertanian di negeri ini. Hal ini, tidak jauh berbeda situasi nya dengan meningkat nya produksi padi dan jalan ditempat nya tingkat kesejahteraan petani nya.
Jika pertanian perkasa, mesti nya mampu mendongkrak kesejahteraan petani nya. Keperkasaan pertanian, tentu tidak hanya diukur oleh ketangguhan nya dalan melawan sergapan Covid 19, tetapi diikuti pula oleh semakin membaik nya kualitas kehidupan petani beserta keluarga nya. Sayang, yang terjadi tidak seperti itu. Kesejahteraan petani yang diukur oleh Nilai Tukar Petani (NTP), terbukti masih jauh dari apa yang diimpikan.
Discussion about this post