Sekali pun tanpa imbalan, petani tetap ikhlas memberi makan orang-orang perkotaan, yang setiap hari membutuhkan nasi untuk kebutuhan konsumsi keseharian nya. Kerelaan petani menjalankan kiprah yang demikian, tentu nya patut ditiru. Bayangkan kalau petani melakukan aksi mogok bercocok-tanam ? Siapa yang akan memberi makan mereka.
Tanpa pamrih, berbuat yang terbaik bagi sesama dan menyayangi sesama anak bangsa, kini menjadi hal yang cukup sulit dilakukan dalam nilai-nilai kehidupan yang semakin sofistikasi. Sekarang ini, orang-orang lebih suka memikirkan nasib diri nya sendiri ketimbang harus memikirkan orang lain.
Tidak ada lagi rasa senasib dan sepenanggungan sebagai anak bangsa. Kesetia-kawanan terlihat semakin sukar ditemukan dalam kehidupan. Perkawanan itu hanya tumbuh ketika mereka mengejar kepentingan yang sama. Namun bila kepentingan itu berbeda, maka yang terjadi akan saling menyudutkan.
Inilah yang semakin menyedihkan. Falsafah dasar penyuluhan pertanian adalah berjuang keras untuk mendidik para petani agar tidak terbius oleh hal-hal yang dijelaskan diatas. Petani dengan kesahajaan yang melekat dalam diri nya, diharapkan mampu membentengi diri dengan sikap-sikap yang terpuji selaku anak bangsa yang merdeka.
Discussion about this post