• Home
  • #iniruangku
  • Nasional
  • Daerah
  • Kajian
  • Opini
  • Lifestyle
Sabtu, Mei 24, 2025
  • Login
  • Register
Media Tata Ruang
  • Home
  • #iniruangku
  • Nasional
  • Daerah
  • Kajian
  • Opini
  • Lifestyle
No Result
View All Result
  • Home
  • #iniruangku
  • Nasional
  • Daerah
  • Kajian
  • Opini
  • Lifestyle
No Result
View All Result
Media Tata Ruang
No Result
View All Result

Home » Daya Dukung Hutan Pulau Jawa Semakin Berkurang

Daya Dukung Hutan Pulau Jawa Semakin Berkurang

Camar by Camar
22/12/2021
in #iniruangku, HeadLine
0
Daya Dukung Hutan Pulau Jawa Semakin Berkurang
0
SHARES
84
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Mediatataruang.com – Saat ini luas hutan di pulau Jawa hanya 24% dari luas pulau 129.600,71 kilometer persegi dan semakin mengecil, menurut data Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah IX Jawa-Madura.
Dari 24% kawasan hutan hanya 19% yang memiliki tutupan hutan. Sisanya berupa hutan rakyat, kebun raya, taman keragaman hayati ujar Ahli peneliti utama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Hendra Gunawan.
Menyusutnya luas kawasan hutan pulau Jawa karena beberapa sebab, antara lain, alih fungsi hutan untuk lahan pertanian, permukiman, industri, infrastruktur, kawasan komersial. Cukupkah luas hutan itu menahan beban ekologis?
UU Cipta Kerja menghapus rasio tutupan hutan dengan luas pulau yang sebelumnya minimal 30%. Di Jawa, hutan lindung dan produksi dikelola Perum Perhutani, kecuali di Yogyakarta. Sedangkan hutan konservasi di bawah KLHK. Dengan begitu, Perhutani mengelola 76,83% hutan di Jawa.
Di Jawa, ada sekitar 6.807 desa yang jumlah penduduknya 30% dari total penghuni pulau ini. Sebanyak 60% penduduk sekitar hutan Jawa tergantung pada pertanian, tergolong miskin, rata-rata kepemilikan lahan <0,50 hektare per keluarga. Artinya, mereka tergolong petani gurem.
Dari aspek biofisik, dengan hutan konservasi dan lindung hanya 811.259 hektare atau 6,25% dari luas pulau Jawa, sangat tidak memadai. Apalagi, tak semua kawasan lindung mempunyai tutupan hutan (forest coverage) yang masih utuh.
Dengan kepadatan penduduk 1.317 jiwa per kilometer persegi, pulau ini juga menjadi salah satu pulau di dunia yang paling padat penduduk. Nilai CCR (carrying capacity ratio) untuk pangan ternyata kurang dari 1, yang artinya pulau Jawa sulit menaikkan produktivitas pangan.
Daerah aliran sungai di Jawa juga kian memprihatinkan. DAS utama seperti Solo, Brantas, Citanduy, dan Citarum kian menyempit akibat terdesak permukiman dan invasi sampah aktivitas manusia.
Jika DAS menyempit dan kian kehilangan fungsinya, ia tak akan lagi mampu menopang kebutuhan manusia. Padahal, daerah aliran sungai amat penting menjadi penyangga hidup mahluk hidup di sekelilingnya.
Keberlangsungan DAS amat ditopang oleh kawasan lindung. Apakah cukup dengan luas hanya 6,25% dari luas wilayah pulau ini?
Tentu saja kurang. Hanya saja kita tak tahu apakah kawasan lindung ini akan diperluas dan ditambah. Daya dukung lingkungan ini penting, apalagi pemerintah ingin menggenjot investasi yang akan menghasilkan polusi dan lahan yang luas.
Jika daya dukung lingkungan dari kawasan lindung kian menyusut, pulau ini tak akan seimbang antara menyerap dan mengeluarkan polusi.
Dengan luas kawasan lindung yang hanya 6,25%, sudah seharusnya luas ini ditingkatkan terutama tutupan hutannya. Rehabilitasi dan reforestasi di pada daerah hulu DAS menjadi krusial, khususnya hutan produksi atau areal penggunaan lain (APL) non kawasan hutan.
Tanpa menyeimbangkan daya dukung lingkungan, dengan menambah luas hutan pulau Jawa, penduduk yang tinggal di atasnya akan kian rentan terancam oleh bencana iklim. (*Pramono Dwi Susetyo, forestdigest)

Tags: #IniRuangKu
Previous Post

Suhu Arktik Lebih Panas Dari Jakarta dan Surabaya

Next Post

Aktivitas penambangan di Gunung Kekenceng Sukabumi di Pertanyakan

BeritaTerkait

Raja Juli Antoni, Menteri Kehutanan RI
#iniruangku

Refleksi dan Tantangan Pengendalian Karhutla di Indonesia

04/05/2025
Ulli Sigar Rusady Bersama Ratusan Pegiat Lingkungan Peringati Hari Bumi Sedunia 2025
#iniruangku

Ulli Sigar Rusady Bersama Ratusan Pegiat Lingkungan Peringati Hari Bumi Sedunia 2025

26/04/2025
Dukung Gebrakan Dedi Mulyadi, Kaukus Aktivis Lingkungan Jabar Ingatkan Krisis Air Tanah dan Degradasi KBU
#iniruangku

Dukung Gebrakan Dedi Mulyadi, Kaukus Aktivis Lingkungan Jabar Ingatkan Krisis Air Tanah dan Degradasi KBU

18/04/2025
Catatan dari Climate Reality Leadership Corps Training 2025
#iniruangku

Catatan dari Climate Reality Leadership Corps Training 2025

07/04/2025
Kembali Menjadi Hutan: Menjemput Masa Depan dari Warisan yang Telah Lelah
#iniruangku

Kembali Menjadi Hutan: Menjemput Masa Depan dari Warisan yang Telah Lelah

29/03/2025
Pasca UUCK, Perusakan dan Pembukaan Lahan Berskala Besar dimulai
#iniruangku

Perusakan dan Pembukaan Lahan Berskala Besar dimulai Pasca UUCK

28/03/2025
Next Post
Aktivitas penambangan di Gunung Kekenceng Sukabumi di Pertanyakan

Aktivitas penambangan di Gunung Kekenceng Sukabumi di Pertanyakan

Discussion about this post

  • Home
  • #iniruangku
  • Nasional
  • Daerah
  • Kajian
  • Opini
  • Lifestyle

© 2020 Mediatataruang.com - Design by MFC.

No Result
View All Result
  • MediaTataRuang
  • MFCTeam Network
  • Sample Page

© 2020 Mediatataruang.com - Design by MFC.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In