Mediatataruang.com – Jam 4 subuh saya posting soal Petani Milenial di sebuah WA Grup. Jam 6 padi sudah banyak para anggota WA grup yang memberi respon. Ada yang mendukung terhadap apa yang di posting, bahkan ada juga yang berpandangan, sebaik nya Program Milenial jangan dikemas dalam bentuk keproyekan. “Proyek nya selesai, otomatis program nya juga bubar”.
Begitu tulis nya di WA. Diskusi pun berkembang. Salah seorang adik kelas di SMA bahkan terus berlanjut menjadi yunior saya di IPB malah merisaukan jika Program Petani Milenial menjadi sebuah pencitraan. Jika hal ini terjadi, boleh jadi ujung-ujung nya para petani yang akan menjadi korban. Dengan kata lain, petani belum akan mampu menjadi penikmat pembangunan.
Petani, khusus nya petani gurem dan petani buruh, telah dicap sebagai warga bangsa yang terpinggirkan dari hiruk pikuk nya pembangunan yang tengah kita arungi selama ini. Proses marjinalisasi petani sendiri telah berlangsung sejak lama. Petani seolah-olah dibuat tidak berdaya dan tidak bermartabat. Lebih parah nya lagi, ternyata jebakan kemiskinan struktural yang selama ini dirasakan kaum tani, membuat mereka cukup kesulitan untuk mengubah nasib.
Discussion about this post