Dia mengatakan kendala pembangunan pada terowongan 2 sudah ditemukan solusi, namun Presiden meminta dilakukan secara hati-hati karena kondisi tanah yang tidak stabil.
Dwiyana mengungkapkan proyek ini juga menemui sejumlah masalah. Seperti finansial terkait adanya pembengkakan biaya yang saat ini masih menunggu audit dari BPKP, pandemi, hingga masalah teknis.
Pada terowongan 2,4, dan 6 dibangun pada area clayshale, sehingga penyelesaian ekskavasi molor menjadi April 2022 dari Agustus 2021.
Selain itu relokasi SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) di beberapa titik juga menemui kendala, karena ada penolakan dari warga. Meski menurut Dwiyana sudah ketemu jalan keluar.
“Kami harus merelokasi tower PLN 126 tower ada isu penolakan warga mereka minta kompensasi dan dibebaskan, sementara dari aturan Kementerian ESDM tidak dimungkinkan. namun sudah terselesaikan dimana target awal Mei 2021 menjadi Februari 2022,” jelasnya.
Selain itu ada pekerjaan timbunan dari preloading dan subgrade juga molor. Dimana dijadwalkan selesai Juli 2021, namun karena beberapa kendala eksternal maka penyelesaiannya baru bisa dilakukan pada Agustus 2022.
Discussion about this post