Pasalnya, alur bisnis pinang dan aren ini masih dikendalikan oleh tengkulak yang cenderung merugikan petani.
“Komoditasnya bagus tapi harga yang diterima masyarakat masih rendah. Yang beruntung tetap aja tengkulaknya,” terang Hendra.
Ia berharap pemerintah secepatnya turun tangan untuk mengembangkan produk hasil hutan bukan kayu (HHBK) tersebut, sekaligus menjadi sumber kesejahteraan masyarakat.
Program yang tengah dijalankan oleh JBI dan BPDAS HL Musi saat ini adalah Konservasi Genetik Tanaman Unggul Lokal Kabupaten OKU Selatan.
Hendra Setyawan bersama Kepala BPDAS HL Musi, Shultani Aziz, memantau langsung perkembangan bibit pinang gajah melalui program Agroforesty Terpadu Unggul dan Produktif dalam Perlindungan DAS di Sumatera Selatan, pada Rabu 9 November 2022 lalu.
Bibit pinang yang telah ditanam sejak dua tahun lalu itu di antaranya berada di Demplot XXXV, Dusun Setingkul Desa Simpang Sender Utara, Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah, Kabupaten OKU Selatan.*
Discussion about this post