“Awalnya dijual di online, tapi sudah dua tahun ini jual di offline juga,” kata Mafaza saat ditemui di toko Jelajah Mart penyedia produk HHBK, di pusat pertokoan kota Batu Raja, Rabu (9/11/2022).
Dikatakan, kebanyakan pelanggannya adalah kaum remaja, dengan omset harian rata-rata tak kurang dari 500ribu.
“Best seller-nya puding silky. Produk lainnya juga banyak yang repeat order,” katanya.
Mafaza mengatakan, ide awal bisnis kuliner HHBK itu berawal dari sang ayah, Hendra A. Setyawan, Ketua Yayasan Jejak Bumi Indonesia (JBI) yang konsen terhadap kelestarian hutan.
Di tempat yang sama, Hendra mengatakan, begitu melimpah potensi ekonomi yang bisa dimanfaatkan masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar hutan untuk menjadi sumber kesejahteraannya.
Menurutnya, langkah tersebut merupakan gebrakan baru, di mana hasil hutan bukan kayu atau HHBK bisa menjadi pendongkrak ekonomi masyarakat dengan mengeksplorasinya menjadi produk makanan kekinian.
Discussion about this post