BMKG: Gempa Cianjur Berpotensi Terjadi Setiap 20 Tahun Sekali
Masyarakat disarankan bangun rumah tahan gempa
MEDIA TATARUANG – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, gempa Cianjur, Jawa Barat berpotensi terjadi setiap 20 tahun sekali.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan Mengingat berdasarkan analisa yang dilakukan BMKG, gempa di Cianjur merupakan gempa yang berulang setiap 20 tahunan dan kemungkinan dapat terjadi kembali.
Topografi di wilayah lereng dan perbukitan di jalur sesar gempa Cianjur tidak stabil dan diperparah dengan kondisi tanah yang rapuh atau lunak dan sering jenuh air akibat curah hujan yang cukup tinggi.
Dwikorita mengatakan, BMKG tengah melakukan survei untuk mengidentifikasi wilayah mana saja yang aman terhadap guncangan gempa.
BMKG juga akan memadukan data yang dimilikinya dengan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terkait wilayah rawan gempa serta rawan longsor guna mendukung proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempabumi di Cianjur yang terjadi pada Senin 21 November 2022 lalu.
Episentrum atau titik pusat gempa dengan Magnitudo 5,6 tersebut terjadi di daerah Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, pada kedalaman 11 kilometer.
Sampai Kamis 24 November, BNPB merilis jumlah korban jiwa gempa Cianjur mencapai 272 jiwa, 2.046 korban luka, dan 62.545 orang mengungsi.
Dengan begitu, tegas Dwikorita, pihaknya mengimbau masyarakat agar menyerap informasi seputar bencana gempa tersebut hanya dari BMKG. Jangan sampai masyarakat terkecoh dengan kabar, berita, maupun informasi yang tidak jelas asal muasalnya yang justru menambah kecemasan.
“Pastikan informasi resmi hanya dari BMKG melalui kanal-kanal komunikasi resmi. InsyaAllah, kondisi di Cianjur saat ini semakin stabil,” tegas Dwikorita.
Menurutnya, intensitas gempa susulan di Kabupaten Cianjur akan semakin melandai dalam waktu empat hari ke depan sejak 22 November yang lalu.
Hingga Tanggal 23 November 2022 Pukul 08.00 WIB, jumlah gempa susulan yang tercatat BMKG ada sebanyak 162 gempa dengan magnitudo terbesar 4.2 dan terkecil pada magnitudo 1.2.
Seperti diketahui, gempa bermagnitudo 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022) pukul 13.21 WIB. Gempa itu dirasakan di sejumlah provinsi di Jawa Barat, Banten, juga DKI Jakarta.
“Gempa-gempa susulan itu sebagian besar tidak dirasakan, dan yang bisa mencatat adalah alat, dan ada beberapa yang dapat dirasakan. InsyaAllah, dalam kurun waku empat hari kedepan, gempa-gempa susulan tersebut sudah reda dan stabil,” ungkap Dwikorita.
Memasuki puncak musim penghujan, tambah dia, BMKG mengimbau kepada pemerintah daerah setempat dan masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana alam ikutan seperti longsor dan banjir bandang yang membawa material-material reruntuhan lereng akibat gempa M5.6.
“Saat ini curah hujan sedang meningkat menuju puncaknya di bulan Desember hingga Januari nanti, jadi harus diwaspadai kemungkinan terjadinya bencana ikutan usai gempa kemarin. Material lereng yang runtuh seperti tanah, batu, pohon, kerikil, dan lainnya harus dibersihkan agar tidak terbawa air dan menjadi banjir bandang. Hal ini pernah terjadi saat gempa Palu dan Pasaman Barat,” ujarnya.*
Discussion about this post