MEDIA TATARUANG – Komisi V DPR RI mendesak pabrik semen PT Semen Tonasa untuk meninggalkan batu bara sebagai bahan bakar atau energi dasar untuk produksinya.
Padahal, kata Anggota Komisi V DPR RI Andi Yulianis Paris, pemanfaatan energi ramah lingkungan seperti biomassa atau energi surya sangatlah dibutuhkan pada industri semen di Tanah Air.
Dia menegaskan bahwa pemanfaatan energi tersebut juga murah dari sisi pembiayaan.
Namun anehnya, selama ini industri semen masih memanfaatkan batu bara sebagai energi dasar untuk produksinya.
Demikian disampaikan Anggota Komisi V DPR RI Andi Yulianis Paris di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (17/2/2023), saat mengikuti pertemuan dengan direksi PT Semen Tonasa.
“Rata-rata pabrik semen, kan, masih pakai batu bara. Tadi saya tanyakan apakah akan gunakan biomassa atau energi surya. Harus ada kebijakan integratif dengan mengalihkan energi batu bara ke energi surya atau biomassa. Saya akan melihat penggunaan biomassa di Semen Tonasa ini,” tegas Andi Yulianis Paris di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (17/2/2023), saat mengikuti pertemuan dengan direksi PT Semen Tonasa.
Harusnya, tegas dia, ada kebijakan integratif dengan mengalihkan energi batu bara ke energi surya atau biomassa.
“Saya akan melihat penggunaan biomassa di Semen Tonasa ini,” cetus Andi Yulianis.
Dikatakan, Semen Tonasa sudah menghasilkan dua jenis semen berdasarkan SNI yang lebih ramah lingkungan.
Produk ini sekaligus juga memberi kesadaran kolektif untuk selalu membeli produk ramah lingkungan.
Hanya saja, politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengeluhkan biaya angkut semen yang masih sangat mahal.
Semen Tonasa sendiri memasok semua kebutuhan semen di kawasan Indonesia timur, seperti Maluku dan Papua.
Endi Yulianis mengatakan, semen tidak saja dibutuhkan untuk industri tapi juga untuk rakyat. Maka, harganya harus diusahakan agar terjangkau oleh masyarakat.
Harga semen di Papua bahkan bisa berkali-kaki lipat lebih mahal daripada semen di Jawa.
Biaya angkut dan produksi yang mahal, lanjut Andi, perlu diperhatikan pemerintah.*
Discussion about this post