“Pasca pandemi nilai investasi yang diperlukan makin besar yaitu US$ 5,3 triliun. Untuk perspektif (perbandingan) GDP Indonesia saat ini sekitar US$ 1,24 triliun,” kata Sri Mulyani, Kamis (23/6/2023).
Lantas, dari mana dana sebesar ini dapat diperoleh?
Sri Mulyani menegaskan prinsip pembangunan yang berkelanjutan (Sustainable Development Goals) harus tidak menciptakan trade off (pilihan) antara usaha mengatasi kemiskinan dan upaya menghindari perubahan iklim.
“Setiap negara memiliki kedaulatan dan langkah untuk melakukan program climate change,” ujarnya.
Oleh karena itu, diperlukan upaya lebih besar dan reformasi dari lembaga multilateral dalam mendukung negara berkembang untuk mencapai tujuan pembangunan. Peran sektor swasta sangat penting dan diperlukan namun diperlukan upaya untuk menangani isu resiko dan instrumen katalis untuk mencapai hal tersebut.
Diperlukan mekanisme monitoring dan akuntabilitas agar komitmen negara maju dan dunia dalam pembiayaan dan pelaksanaan program perubahan iklim. “Itu agenda besar dan penting yang dibahas dalam Pertemuan di Paris ini,” lanjutnya.
Discussion about this post