MEDIA TATARUANG – Sinergitas PT Inalum (Indonesia Asahan Alumunium) dengan PT PLN tidak kunjung terjalin terkait harga, yang berakibat pada hambatan produksi aluminium. Inilah salah satu biang masalah kenapa Indonesia masih mengimpor alumunium untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang cukup besar.
Impor Alumunium
Seperti diketahui, PT Inalum adalah perusahaan BUMN produsen aluminium. Namun sejak beroperasi tahun 1982, hitungan produksinya tidak lebih dari 250ribu ton per tahun. Padahal permintaan alumunium dalam negeri mencepai 1,5juta ton per tahun.
“Akibatnya Untuk memenuhi kebutuhan itu kita harus impor, padahal kita kaya dengan bauksit (bahan baku alumunium). Hal ini karena inalum tidak memilik energi listrik yang cukup untuk proses produksinya,” terang Anggota Komisi VII DPR RI Nasril Bahar, dalam kegiatan resesnya ke Sumatera Utara, Jumat (14/7/2023).
Nasril menjelaskan, pasokan listrik dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) milik PT Inalum seperti PLTA Sigura-gura, PLTA Tangga, PLTA Asahan I, tidak mampu memenuhi kebutuhan listrik Inalum. Maka kapasitas produksinya pun menjadi terbatas.
Discussion about this post