Kalau tidak mau berubah, ya teruslah Jakarta jadi kampung yang besar. Rasa kota besarnya hanya di beberapa tempat saja. Di belakang gedung-gedung tinggi, di dekat istana negara, tak jauh dari monumen nasional, di belakang jalan-jalan utama, hamparan permukiman padat kumuh masih dibiarkan terbentang luas. Kota yang senantiasa berdampingan dengan banjir, kumuh, sampah dan macet. Terus saja pilih Gubernur yang banyak omon-omon dan tidak paham mengelola kota moderen.
Jadi friends… Semua tujuan pembangunan fisik kota itu bukanlah untuk gagah-gagahan dalam pencitraan sebagai kota global. Bukan untuk menjadikan penyediaan infrastruktur sebagai ajang spekulasi bisnis properti, dsb.
Tentu bukan semua itu. Tujuannya adalah untuk membentuk masyarakat urban yang moderen, berkeadilan dan sangat produktif. Serta didukung oleh kapasitas pelayanan publik yang prima di semua sektor. Termasuk dalam hal ini dalam soal penyediaan sistem drainase canggih untuk pengendalian banjir.
Discussion about this post