Media TATARUANG — JAKARTA – Demi menjaga ketahanan energi nasional, PT Pertamina (Persero) telah mengakuisisi Participating Interest (PI) di 25 blok migas luar negeri yang tersebar di 13 negara dalam dua dekade terakhir.
Akuisisi ini dilakukan dengan pembiayaan melalui global bond senilai puluhan miliar dolar AS. Namun, langkah strategis ini memicu kritik terkait transparansi, efektivitas, dan manfaat langsung bagi kebutuhan energi nasional.
Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Yusri Usman, mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa hingga saat ini produksi minyak dari PI Pertamina di 13 negara tersebut hanya mencapai 156.000 barel per hari (BOPD).
Ironisnya, menurut Yusri, informasi mengenai berapa volume minyak dari produksi ini yang dipasok untuk kilang Pertamina sendiri masih sangat tertutup.
“Bandingkan dengan Blok Rokan yang diambil alih dari Chevron pada 2018. Dengan biaya USD725 juta untuk signature bonus dan komitmen kerja pasti sebesar USD500 juta selama lima tahun, blok tersebut menghasilkan produksi sekitar 165.000 BOPD,” ujar Yusri.
Discussion about this post