Dedi Mulyadi mengajak Perhutani dan PTPN untuk duduk bersama dan mengevaluasi langkah-langkah yang telah diambil.
“Minggu depan, mari kita duduk bersama, buat rencana dan evaluasi yang tepat. Jangan sampai kami sibuk menangani bencana, sementara pihak lain sibuk menikmati keuntungan,” serunya.
Ia menegaskan bahwa komitmen bersama sangat diperlukan untuk menyelamatkan lingkungan dan masyarakat.
“Jika kita semua berkomitmen demi bangsa, negara, masyarakat, dan lingkungan, saatnya kita menyadari bahwa tindakan kita selama ini telah menimbulkan kerusakan dan kerugian besar,” tambahnya.
Pola Pikir Pemegang Kuasa Harus Berubah
Kritik pun datang dari kalangan masyarakat, seperti disampaikan Dadang Komara dari LSM Lingkar Masyarakat Tata Ruang (Lima Peta), bahwa pola pikir pemegang kuasa hanya berfokus pada peningkatan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan keuntungan BUMN/BUMD tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan.
“Infrastruktur yang dibangun dalam sekejap akan hancur jika tidak bersinergi dengan alam. PNBP kehutanan justru memberikan beban peradaban, seperti korupsi, manipulasi, dan kolusi,” tegas Dadang.
